
Filsafat Bukan Sekedar Teori: Ini 3 Alasan Kenapa Harus Belajar Filsafat Menurut Ahli
Oleh: Mida Hardianti, M.Ag.
(Dosen Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAI Al Hidayah Tasikmalaya)
Filsafat sering dianggap sebagai disiplin ilmu yang rumit, abstrak, elite, tidak memiliki manfaat praktis, atau bahkan haram. Banyak juga orang yang menyatakan bahwa tidak ada gunanya belajar filsafat. Filsafat hanya menghabiskan waktu bermain kata-kata. Namun benarkah seperti itu? Ahli filsafat Fahruddin Faiz dalam bukunya "Sebelum Filsafat" menyajikan setidaknya ada tiga alasan mengapa harus belajar filsafat.
3 Alasan Kenapa Harus Belajar Filsafat Menurut Ahli:
1. Filsafat untuk Menguji Hidup
“Hidup yang tidak dikaji, adalah hidup yang tidak berharga” begitu kata Sang Mahaguru Filsafat, Socrates. Ia mungkin terdengar ekstrim namun ada benarnya, hidup baiknya ditelaah. Salah satu alasan penting kenapa filsafat harus dipelajari adalah karena filsafat berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang makna keberadaan kita di muka bumi ini sebagai manusia.
Sering kita bertanya dengan pertanyaan eksistensial tentang keberadaan diri seperti Siapa saya? Mengapa saya ada di sini? Apakah tujuan dari hidup? Mengapa hidup harus begini dan begitu? Apa yang harus saya lakukan? Sikap apa yang tepat untuk situasi ini? dan sebagainya.
Orang yang belajar filsafat merasa perlu menguji kehidupan dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu dan tidak takut untuk menguji hidupnya. Lebih jauh, filsafat tidak hanya membantu kita untuk menguji atau mengkritisi prasangka-prasangka dalam hidup, namun filsafat membantu menemukan kejelasan atas banyak hal yang kita percaya dalam hidup. Pada akhirnya berfilsafat membantu kita ‘tersambung’ dengan diri kita sendiri.
2. Filsafat untuk Belajar Berfikir
Mungkin kita pernah mendengar adagium bahasa arab yang berbunyi “Al Insan hayawanun natiq” yang artinya “manusia adalah binatang yang berfikir” jadi berfikir adalah ‘ciri’ utama dari manusia. Ketika seseorang kehilangan kualifikasi dirinya dalam berfikir, maka yang tertinggal adalah unsur hayawan-nya. Dari penjelasan tersebut, sebetulnya sudah terlihat bahwa filsafat sangat penting untuk kebutuhan dasar kita untuk berfikir yang tepat, benar, valid, dalam hidup.
Filsafat mengajarkan kita bagaimana berpikir secara logis, sistematis, dan mendalam. Dengan berfilsafat, seseorang tidak hanya belajar menerima informasi, tetapi juga mampu menganalisis, mengevaluasi, dan menyusun argumen secara rasional. Berfilsafat membantu kita menghindari pemikiran yang dangkal dan emosional, serta mendorong kita untuk melihat berbagai sisi dari suatu permasalahan sebelum mengambil kesimpulan.
3. Filsafat Menyenangkan dan Menantang
Belajar filsafat seperti bermain puzzle yang membutuhkan ketekunan, kesabaran, juga ketelitian. Namun pada akhirnya akan menyenangkan ketika kita sampai kepada kesimpulan dan kebenaran. Momen-monen terbukanya wawasan, pencerahan, pemahaman baru, kesadaran akan beragamnya sudut pandang hidup, kesalahpahaman, dan sebagainya merupakan momen-momen menyenangkan dan menangtang.
Berfilsafat merupakan langkah awal menuju kebijaksanaan, dan dengan mempelajarinya, kita tidak hanya memperkaya wawasan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan. Belajar filsafat bukan sekadar memahami teori-teori yang sulit atau hanya mendalami pemikiran para filsuf kuno, tetapi lebih dari itu, filsafat adalah tentang cara berpikir dan bagaimana kita memahami dunia. Oleh karena itu, mari berfilsafat!
Setelah memahami tiga alasan penting mengapa filsafat layak untuk dipelajari menurut Ahli filsafat Fahruddin Faiz, semoga anggapan bahwa filsafat itu rumit, abstrak, atau tidak bermanfaat dapat terkikis. Filsafat bukan hanya sekadar permainan kata-kata, tetapi sebuah perjalanan untuk memahami diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita.
Filsafat mengajak kita untuk tidak menerima segala sesuatu begitu saja. Ia mendorong kita untuk berpikir kritis, mempertanyakan asumsi-asumsi yang ada, dan mencari kebenaran yang lebih dalam. Dengan belajar filsafat, kita tidak hanya menjadi lebih cerdas, tetapi juga lebih bertanggung jawab atas pikiran dan tindakan kita.